Istilah
kalor pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli kimia dari Perancis bernama
A.L.Lavoisier (1743-1794).
Kalor
berasal dari caloric. Para ahli kimia dan fisika semula menganggap bahwa kalor
merupakan jenis zat alir yang tidak terlihat oleh manusia. Misalkan terdapat 2
buah sistem A dan sistem B yang mempunyai suhu yang berbeda, suhu A lebih
tinggi daripada suhu B. Lalu A mengadakan kontak dengan B. apabila keseimbangan
termal dapat tercapai, ternyata A mengalami penurunan suhu dan B memperoleh
kenaikan suhu. Dalam kejadian itu orang-orang berpikir bahwa ada
"sesuatu" yang mengalir dari A ke B.
Seiring
perkembangan ilmu fisika, akhirnya teori kalori dapat dikembangkan. Sir James
Prescott Joule (1818-1889) dan Count Rumford (1753-1814) membuktikan bahwa
"sesuatu yang mengalir" itu bukanlah berupa zat melainkan energi yang
berpindah.
Maka
dari itu, kalor merupakan salah satu bentuk energi. Misalkan, Besi yang
dipanaskan, kemudian besi tersebut di celupkan ke dalam air maka besi tersebut
akan dingin. Peristiwa ini disebabkan karena air yang suhunya lebih rendah akan
menyerap kalor besi yang suhunya lebih tinggi. Maka besi yang semula panas akan
diserap kalornya oleh air tersebut.
Kalor
Suatu Bentuk Energi
Kita
menggunakan istilah kalor dalam kehidupan sehari-hari seakan-akan kita tahu apa
yang kita maksud. Tetapi istilah tersebut kerap digunakan secara tidak
konsisten, sehingga perlu untuk mendefinisikan kalor secara jelas dan
menerangkan fenomena dan konsep yang berhubungan dengan kalor tersebut.
Melaah,
abad ke-18, model kalor menggambarkan aliran kalor sebagai gerakan zat fluida
disebut kalori (caloric). Dan pada abak ke-19, ditemukan bahwa fenomena yang
berhubungan dengan kalor dapat diterangkan secara konsisten tanpa butuh
menggunakan model fluida. Suatu satuan umum kalor yang masih digunakan sampai
sekarang adalah kalor (kal) dan didefinisikan sebagai kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan temperatur 1 gram air sebesar 1 derajat Celcius. (tepatnya
kisaran temperatur khusus dari 14,5°C sampai 15,5°C ditentukan karena kalor
yang diperlukan sedikit berbeda pada temperatur. Perbedaannya kurang dari 1%
dalam jangkauan 1 sampai 100°C). Pada sistem satuan British, kalor diukur dalam
satuan termal British (British Thermal Unit/BTU). Satu BTU didefinisikan
sebagai kalor yang diperlukan untuk menaikkan temperatur air 1 Ib sebesar 1°F.
Gagasan
bahwa kalor berhubungan dengan energi telah dikerjakan oleh Prescott Joule
(1818-1889). Joule melakukan sejumlah percobaan yang penting untuk menetapkan
pandangan kita saat ini bahwa kalor, seperti kerja, merepresentasikan transfer
energi. Joule menetukan bahwa sejumlah kerha tertentu yang dilakukan selalu
ekuivalen dengan sejumlah kerja tertentu yang dilakukan secara ekuivalen dengan
sejumlah masukan kalor tertentu. Secara kuantitatif, kerja 4, 186 joule (J)
ternyata ekuivalen dengan 1 kalori (kal) kalor. Nilai ini dikenal sebagai tara
kalor mekanik (4,186 J = 1 kal). Ketika kalor mengalir dari benda yang panas ke
benda yang dingin, energilah yang ditransfer dari yang panas ke yang dingin.
Jadi, kalor merupakan energi yang ditransfer dari satu benda ke benda yang
lainnya karena adanya perbedaan temperature. Dalam satuan SI, satuan untuk
kalor adalah Joule.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar