1.
Pengaruh Kalor terhadap Suhu
Pengertian
kalor berbeda dengan pengertian suhu. Suhu adalah derajat panas atau dinginnya
suatu benda, sedangkan kalor adalah energi yang dipindahkandari suatu benda ke
benda lainnya kerena perbedaan suhu/temperatur. Jika sebuah benda dipanaskan,
maka suhu/temperatur benda akan naik, sebaliknya jika benda didinginkan,maka
suhu/temperaturnya akan turun.
2.
Pengaruh Kalor terhadap Wujud Zat
Kalor
yang diserap suatu zat tidak selalu menyebabkan kenaikan suhu/temperatur zat
tersebut. Kadangkala kalor yang diserap oleh suatu zat dapat mengubah wujud zat
tersebut tanpa menaikkan suhunya, contoh es yang dipanaskan lama kelamaan akan
menjadi air, sebaliknya air yang didinginkan, lama kelamaan akan menjadi es.
Zat dapat berada dalam tiga wujud, yaitu padat, cair, dan gas. Pada saat
terjadi perubahan wujud, misalnya dari padat menjadi cair atau dari cair
menjadi gas, selalu disertai dengan pelepasan atau penyerapan kalor. Akan
tetapi perubahan wujud tidak disertai dengan perubahan suhu.
Suatu
zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat
akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat
melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu,
selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan
untuk mengubah wujud zat. Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat
digambarkan dalam skema berikut.
Keterangan Skema:
Melebur/Mencair
Melebur merupakan perubahan wujud zat
dari padat menjadi cair. Pada saat benda mencair, diperlukan kalor dan pada
kejadian ini tidak terjadi kenaikan suhu. Titik lebur merupakan suhu pada waktu
zat melebur. Kalor yang diperlukan untuk mengubah 1 kg zat padat menjadi cair
disebut Kalor Laten Lebur.
Seperti contoh gambar disamping pada
peristiwa batu es yang dimasukkan ke dalam gelas kemudian didiamkan beberapa
saat. Maka es tersebut akan mencair menjadi air. Pada peristiwa ini tidak
terjadi kenaikan suhu.
Membeku
Perubahan wujud benda cair menjadi
benda padat disebut membeku. Es adalah wujud air dalam bentuk padat. Air dapat
membeku jika mengalami penurunan suhu yang sangat dingin.
Puncak gunung yang
tinggi selalu diselimuti oleh salju. Salju tersebut adalah uap air yang
membeku. Tahukah anda mengenal lemari es?? Lemari Es merupakan alat rumah
tangga yang dapat mengubah air menjadi es dengan menuruhkan suhu air.
Menguap
Pernahkan kamu merebus air di
dalam ketel? Jika pernah, bagaimanakah jika air dalam cerek tersebut dipanaskan
terus-menerus? Air dalam ketel lama-kelamaan akan habis. Ke manakah uap air
panas yang keluar dari mulut ketel itu? Uap air panas yang keluar dari mulut
cerek tersebut berada di udara, hanya saja mata kita tidak mampu untuk melihat
titik-titik uap air yang berada di udara.
Peristiwa berubahnya zat cair menjadi
gas disebut penguapan. Penguapan terjadi jika ada kenaikan suhu yang besar. Ada
empat cara untuk mempercepat terjadinya penguapan, yaitu memanaskan, memperluas
permukaan, meniupkan udara di atas permukaan, dan mengurangi tekanan di atas
permukaan. Prinsip penguapan dapat digunakan sebagai dasar membuat mesin
pendingin, seperti lemari es dan AC.
Mengembun
Mengembun merupakan perubahan wujud
zat dari cair menjadi gas. Jadi, mengembun merupakan kebalikan dari menguap.
Pada waktu gas mengembun, gas melepaskan kalor. Pernahkan kamu membuat minuman
dingin, seperti es teh atau es jeruk? Bila kamu amati, bagian luar gelas tempat
kamu membuat es teh atau es jeruk menjadi basah. Mengapa? Karena uap air dalam udara yang menyentuh gelas
tersebut mengembun. Hal ini disebabkan suhu gelas lebih
rendah daripada suhu uap air di sekitar gelas.
Menyublim/Mengkristal
Menyublim adalah peristiwa
perubahan zat padat menjadi gas atau sebaliknya. Untuk membedakannya, kamu bisa
menggunakan istilah melenyap dan mengkristal.
Melenyap adalah peristiwa
perubahan wujud padat menjadi gas. Mengkristal adalah perubahan wujud gas
menjadi padat. Contoh melenyap dan mengkristal adalah kapur barus ataupun
kamfer.
3.
Kalor Jenis dan Kalor Laten
Kalor
jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan
suhunya sebesar 1°C Kalor yang dilepas / diterima oleh zat ketika berubah
suhunya, tergantung pada: massa zat, jenis zat, dan perubahan suhu. Dapat
dirumuskan:
Dengan:
Q = kalor (joule)
m
= massa zat (kg)
c = kalor jenis zat (j/kg°C)
![](file:///C:\Users\ACER\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.png)
Alat
yang digunakan untuk mengukur kalor jenis zat adalah kalorimeter. Berdasarkan
hasil percobaan, didapatkan bahwa perubahan suhu yang diakibatkan oleh jumlah
kalor yang sama pada zat yang berbeda adalah tidak sama. Selama perubahan wujud
zat, kalor yang diterima atau di lepaskan oleh zat tidak digunakan untuk menaikkan
suhu tetapi mengubah wujud. Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud ini
seakan- akan tersembunyi, karena itu kalor ini disebut kalor laten. Kalor laten
dinyatakan dalam bentuk persamaan:
Keterangan:
L = Kalor Laten (J/kg)
Q = Kalor (J)
m = massa zat (Kg)
Dengan
adanya beberapa macam perubahan wujud zat, maka muncul istilah kalor laten
khusus untuk suatu perubahan wujud tertentu, yaitu: a) Kalor Laten Lebur (Kalor
lebur) Banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg zat dari wujud padat
menjadi cair pada titik leburnya. b) Kalor Laten Beku (Kalor beku) Banyaknya
kalor yang di lepas untuk mengubah 1kg zat dari wujud cair menjadi padat pada
titik bekunya. c) Kalor Laten didih (Kalor didih) Banyaknya kalor yang diserap
untuk mengubah 1kg zat dari wujud cair menjadi uap pada titik didihnya. d)
Kalor Laten embun (Kalor embun) Banyaknya kalor yang di lepas untuk mengubah
1kg zat dari wujud uap menjadi cair pada titik embunnya.
4 komentar:
thanks...
bermanfaat sekali
terima kasih infonya :)
thanks atas postingannya, ini sangat membantu :)
terimkasih semuanya :) semoga bermanfaat ya :)
Posting Komentar